Menjalani status sebagai pejabat tak merubahnya menjadi elitis apalagi sombong. Berkendara tak mau ramai, cara berpakaian yang sederhana, hingga membaur dengan warga tanpa mengenal sekat sudah menjadi ciri khas yang melekat padanya. Tak ada istilah gengsi turun langsung berinteraksi dengan warga. Baginya jabatan bukan pembatas untuk saling memanusiakan.

Bakat kepemimpinannya mulai diasah sejak duduk di bangku sekolah. Aktif sebagai pengurus OSIS, Pramuka hingga menjadi inisiator berdirinya organisasi bernama ROHIS di sekolahnya, membuatnya semakin matang saat menginjak usia dewasa hingga dipercaya memimpin provinsi dengaan jumlah penduduk sekira 9,4 juta jiwa yang saat itu usianya masih 38 tahun.

Pasca-menyelesaikan studinya di Unhas, Andalan, akronim dari Andi Sudirman Sulaiman ini, berkarier di beberapa perusahaan multinasional hingga level international. Salah satunya, bekerja di PT Offhore Service Indonesia (PMA Inggris/Singapura) sebagai Deputy Project Manajer hingga di tahun 2017. Saat kariernya mulai menanjak di luar negeri, ia justru memilih “pulang kampung” untuk mengabdikan diri dengan maju mendampingi Nurdin Abdullah di Pilgub Sulsel 2018.

Selama menjabat Gubernur Sulsel, sederet prestasi ditorehkan. Adik Menteri Pertanian Republik Indonesia ini, selama kepemimpinannya menyeimbangkan pada pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan. Tak ketinggalan program kepeduliannya yang dikenal luas dengan program Andalan Sulsel Berbagi. Berkat kepemimpinannya, puluhan penghargaan nasional untuk berbagai bidang diberikan ke Sulsel. Sebuah penanda jika Andalan sudah memberi bukti, kerja nyata, dan bukan sekadar asal “carita”.